时间:2025-05-26 21:14:26 来源:网络整理 编辑:休闲
Jakarta, CNN Indonesia-- Sekitar 473 juta anak, atau lebih dari satu dari enam anak, diperkirakan ti quickq官网app
Sekitar 473 juta anak, atau lebih dari satu dari enam anak, diperkirakan tinggal di daerah konflik di seluruh dunia, menurut badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNICEF.
Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2023 sendiri, populasi anak di dunia yang berusia di bawah 18 tahun adalah sebanyak 2,4 miliar.
Pernyataan UNICEF sendiri muncul pada hari Sabtu (28/12) ketika konflik terus berkecamuk di seluruh dunia, termasuk di Gaza, Sudan, dan Ukraina, di sejumlah tempat-tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Menurut Russell, seorang anak yang tumbuh di zona konflik lebih mungkin putus sekolah, kekurangan gizi, atau dipaksa meninggalkan rumah mereka dibandingkan dengan anak yang tinggal di tempat tanpa konflik.
"Ini tidak boleh menjadi normal baru. Kita tidak bisa membiarkan satu generasi anak-anak menjadi korban perang dunia yang tak terkendali," kata direktur tersebut.
Persentase anak-anak yang tinggal di daerah konflik telah berlipat ganda, dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen saat ini, kata UNICEF.
Menurut laporan tersebut, 47,2 juta anak mengungsi karena konflik dan kekerasan pada akhir tahun 2023.
Tren untuk tahun 2024 menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam pengungsian karena berbagai konflik telah meningkat, termasuk di Haiti, Lebanon, Myanmar, wilayah Palestina, dan Sudan.
Selain itu, dalam data terbaru yang tersedia, dari tahun 2023, PBB memverifikasi rekor 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak, jumlah tertinggi sejak pemantauan yang diamanatkan Dewan Keamanan PBB dimulai, menurut UNICEF.
Ada tren peningkatan keseluruhan dalam jumlah pelanggaran berat, dengan tahun ini kemungkinan akan terjadi peningkatan lagi, karena menurut UNICEF, ribuan anak telah terbunuh dan terluka di Gaza, dan di Ukraina.
Laporan UNICEF juga menyebut kekerasan seksual terhadap anak-anak telah melonjak, pendidikan mereka telah terpengaruh, tingkat kekurangan gizi anak-anak telah meningkat dan konflik bersenjata telah berdampak lebih besar pada kesehatan mental anak-anak.
"Dunia mengecewakan anak-anak ini. Saat kita melihat ke tahun 2025, kita harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan keadaan dan menyelamatkan serta meningkatkan kehidupan anak-anak," kata Russell.
(wiw)Penyerapan Disabilitas di Dunia Kerja Belum Maksimal, Ini Solusi Wamen PPPA2025-05-26 20:46
PDIP Buka Peluang Kandidat Cawapres Ganjar Pranowo Adalah Seorang Perempuan, Puan Maharani?2025-05-26 20:43
巴黎美术学院怎么考?2025-05-26 20:39
Partai Buruh Desak Pemerintah Cabut UU Ciptaker2025-05-26 20:31
Kabid Propam Polda Kaltara Dicopot Buntut Kasus Ilegal Logging dan Hilangnya Barbuk BBM Ilegal2025-05-26 20:08
罗德岛设计学院作品集要求详解2025-05-26 20:04
东京艺术大学研究生入学要求2025-05-26 19:32
Jelajahi Lanskap Trading Finansial di Indonesia Bersama FundedBull2025-05-26 19:28
Skinny Jeans Diprediksi Bakal Kembali Jadi Tren Fashion 20252025-05-26 19:23
Cukup Pakai Bahan Dapur, Ini 3 Cara Ampuh Mengusir Tokek dari Rumah2025-05-26 19:06
2 Pimpinan LPSK Beda Pendapat Soal Pencabutan Perlindungan Bharada E2025-05-26 19:51
5 Cara agar Lebih Bahagia di Usia 50 Tahun, Jangan Lupa Bersyukur2025-05-26 19:45
南加州建筑学院排名具体情况如何?2025-05-26 19:35
Titip ke Dirjen Bea Cukai yang Baru, GAPPRI Sebut Ada Tujuh Tantangan Industri Hasil Tembakau2025-05-26 19:27
Ada 5 Hari Libur Beruntun pada Januari 2025, Cek Dulu Tanggal Merahnya2025-05-26 19:06
英国考文垂大学专业介绍,你会选择哪个?2025-05-26 19:03
多摩美术大学专业介绍2025-05-26 18:59
Polri Pastikan Tindak Tegas Siapapun yang Terlibat TPPO2025-05-26 18:40
Ada 2 Kelompok Orang yang Tak Boleh Makan Rambutan, Siapa Saja?2025-05-26 18:38
RI Bakal Lelang 60 WK Migas, Prabowo: Sederhanakan Regulasi!2025-05-26 18:28