7 Partai Tolak Interpelasi Bertemu Anies Baswedan, PDIP Nyeletuk: Koalisi Galau
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gembong Warsono, menyebut 7 fraksi DPRD DKI yang menolak bergabung dalam usulan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI, Anies Baswedan, sebagai koalisi galau.
Sebelumnya, Gembong membenarkan terjadi pertemuan antara 7 fraksi DPRD DKI dengan Anies pada Kamis (27/8/2021) malam kemarin, pasca fraksinya bersama fraksi PSI resmi mengajukan hak interpelasi ke Ketua DPRD DKI. Diungkapkannya pada pertemuan itu fraksinya, PDIP dan PSI tidak diundang.
Baca Juga: Diinterpelasi Fraksi PDIP dan PSI soal Formula E, Anies Baswedan Buka Suara
"Di saat dua fraksi yang tidak diundang itu adalah sedang mengajukan hak interpelasi kepada Pak Gubernur. Artinya, kalau bahasa guyonsaya, ini kan berarti ada koalisi galau. Padahal, teman-teman fraksi yang lain sebetulnya sepakat bahwa Formula E tidak layak dilakukan pada 2022," kata Gembong saat dihubungi wartawan pada Jumat (27/8/2021).
Padahal kata dia, berdasarkan komunikasi yang dilakukan pihaknya, rata-rata fraksi di DPRD DKI sepakat Formula E tidak diselenggarakan.
"Karena situasi pandemi yang belum kunjung berakhir sehingga kita lebih baik fokus untuk pemulihan-pemulihan begitu loh. Tapi sekali lagi ini saya istilahkan inilah koalisi galau," tegas Gembong kembali.
Dia pun menjelaskan alasan fraksinya yang mengajukan hak interpelasi. Menurutnya, mereka hanya ingin meminta penjelasan yang mendalam dari Anies terkait keputusannya yang tetap ingin menyelenggarakan Formula E pada 2022.
"Sebetulnya bukan ngotot, tidak ngotot. Kami ingin bertanya saja kepada Pak Gubernur, ngapain sih sampeanbegitu ngotot melaksanakan Formula e di 2022. Kenapa kita tidak fokus saja pada pemulihan. Kami bertanya seperti itu. Kalau jawaban Pak Gubernur menurut kami itu rasional untuk kepentingan rakyat Jakarta, kenapa enggak kami dukung. Tetapi kalau tidak rasional kenapa tidak kami batalkan. Kan begitu," ungkap Gembong.
"Tapi belum apa-apa sudah galau, sehingga tadi malam mengumpulkan seluruh fraksi minus dua fraksi itu (PDIP dan PSI). Kalo dianggap lucu-lucuan, yang lucu-lucuan ki sopo?" imbuhnya mempertanyakan.
Setelah 25 anggota fraksi PDIP dan 8 anggota fraksi PSI resmi mengajukan hak interpelasi terhadap Anies, tujuh fraksi lainnya di DPRD DKI Jakarta memberikan respons, mereka kompak menolak untuk bergabung. Adapun ketujuh itu adalah Fraksi Gerindra, Fraksi PKS, Fraksi Demokrat, Fraksi PAN, Fraksi NasDem, Fraksi Golkar, dan Fraksi PKB-PPP.
Salah satunya seperti yang diungkapkan Ketua Fraksi Demokrat DPRD DKI, Desi. Dia menilai, hak interpelasi yang digulirkan oleh PDIP dan PSI tidak perlu diikuti. "Kami Fraksi Demokrat DPRD DKI tak mengikuti interpelasi yang sedang ramai. Iya tidak perlu, Pak," kata Desi.
Menurutnya, para anggota dewan sebaiknya fokus saja terhadap permasalahan pandemi Covid-19. Sebab, diungkapkannya, pertanyaan terkait balap Formula E bisa dilakukan dalam pembahasan di komisi-komisi terkait.
"Bisa pada rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI," imbuhnya.
Sementara itu, anggota Fraksi PKS DPRD DKI Abdul Aziz juga turut angkat bicara. Dia mengatakan ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan itu, selain interpelasi. Sebab hak interpelasi, menurutnya, merupakan upaya paksa menuntut sebuah jawaban dari kepala daerah, dan hasil dari interpelasi itu memiliki konsekuensi hukum.
"Kami menggunakan cara-cara yang force. Ini (interpelasi) kan cara force, yah memaksa bahwa ini harus memberikan," tuturnya.
下一篇:PT Trinitan Metals and Mineral Tbk Digugat Wanprestasi Senilai ¥1,3 M oleh Perusahaan Jepang
相关文章:
- Juliari Tetap Gak Mau Ngaku Motek Rp10 Ribu Bansos untuk 'Wong Cilik'
- Polri Prediksi Potensi Kerawanan Natal Tahun Ini Lebih Tinggi: Bertepatan dengan Masa Kampanye
- Terlambat Jadwalkan Pembahasan APBD
- KPU Evaluasi Peran Moderator Debat Capres
- Uni Eropa Cap Putin Seorang Pembual, Tidak Serius Ingin Akhiri Perang di Ukraina
- ICW: Hukuman Mati Bukan Opsi Solutif dan Efektif untuk Pemberantasan Korupsi
- Firli Bahuri dan Pengacara Dipolisikan Setelah Bawa Dokumen Penyidikan KPK di Praperadilan
- UU ITE Baru Memungkinkan Seorang Penyidik Bisa Beri Perintah Kepada Google
- Kala Polisi Bergeming Ditanya Orator Demo HMI di DPR: Setuju Gak BBM Naik?
- LPS Travel Fair 2024 Digelar di 4 Kota, Tawarkan Destinasi Gaya Gen Z
相关推荐:
- Habib Rizieq Ngamuk di Rutan Bareskrim, Polri Langsung Bilang Begini: Kami Hanya Mengamankan...
- 6 Minuman Ajaib untuk Turunkan Asam Urat, Nyeri Hilang Seketika
- 8 Anak di Jakarta Barat Idap Gagal Ginjal Akut, Keluhannya Tidak Bisa Buang Air Kecil
- BEM SI Tuntut Jokowi Mundur, Refly Harun: Boleh Gak? Saya Jawab itu Boleh!
- Diprotes Warga Ibu Kota, Anak Buah Mas Anies Jawab Santai Bos: Kita Tak Bisa Puaskan Semua
- Segera ke RS, Kunci Mengenali Gejala Stroke
- ICW: Hukuman Mati Bukan Opsi Solutif dan Efektif untuk Pemberantasan Korupsi
- Disodori Surat Perjanjian dan Diminta Teken, Anies Tolak Permintaan Massa KOPAJA
- Rahasia Diet ala Marshanda, Berhasil Turunkan BB hingga 17 Kg
- 7 Rumah Semi Permanen Di Kebon Jeruk Kebakaran, Puluhan Petugas Berjibaku Padamkan Api
- Akui Banyak Warga Jakarta Meninggal saat Isoman, Anies: Tempat Kita Kemarin Tidak Cukup
- Pelaku Begal di Tanjung Duren Ternyata Belasan Kali Beraksi di Jakarta Barat
- Terpopuler: Kombes Agus Nurpatria Dipecat dari Polri, Anies Diperiksa KPK 11 Jam
- Pekan ASI Sedunia: Ibu Menyusui Butuh Dukungan Penuh
- Anies Baswedan Beberkan Kabar Mengejutkan Virus Covid
- Jepang Ogah Sepakati Negosiasi Tanpa Penghapusan Penuh Tarif AS
- Terungkap! 5 Anggota KKB Tewas Ditembak di Papua Ternyata Anak Buah Ananias Ati Mimin
- KSPI Minta Anies Baswedan Banding Atas Putusan PTUN soal UMP DKI 2022
- Kemenkes Jelaskan Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi buat Pelajar
- Tinjau TKP Kecelakaan Maut di Cibubur, Legislator Gerindra Soroti Miskoordinasi Antar Stakeholder