Warta Ekonomi,quickq安卓版下载最新版 Jakarta - Bursa Amerika Serikat (Wall Street) ditutup nyaris stagnan pada akhir perdagangan di Senin (19/5). Investor tengah mencerna penurunan sentimen akibat penurunan peringkat kredit sempurna pemerintah dari Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Reuters, Selasa (20/5), beriku ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Meski menguat, pergerakan indeks tergolong stagnan:
Moody’s baru-baru menurunkan peringkat utang negara dari "Aaa" menjadi "Aa1" di AS. Pihaknya mengutip beban bunganya yang terus meningkat serta profil utang negara tersebut yang mencapai US$36 triliun. "Memang bisa dimaklumi bahwa pasar akan bereaksi, mengingat pengumuman dari Moody’s. Namun menurut saya, aksi jual terhadap aset-aset negara ini saat ini sudah terlalu berlebihan," ujar Kepala Strategi Pasar The Wealth Consulting Group, Talley Leger. Di AS, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun juga tercatat naik 1 basis poin menjadi 4,449%. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa wacana aturan pemotongan pajak terbaru akan memperburuk beban utang negara secara signifikan. Baca Juga: Harga Emas Bangkit, Didorong Melemahnya Dolar dan Turunnya Peringkat Kredit AS RUU Pemotongan Pajak sendiri berhasil mendapatkan persetujuan dari salah satu komite utama di Kongres. Hal tersebut menambah tekanan terhadap proyeksi fiskal jangka menengah dari AS. |